MAKALAH
PERKEMBANGAN SENI MUSIK DAN TATA
RIAS DAN BUSANA DALAM PERANANNYA
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas Seni Budaya serta rasa keingintahuan
kami terhadap kebudayaan Indonesia khususnya seni musik.
Makalah ini berisi beberapa informasi
tentang sejarah musik di indonesia. Manusia hidup di dunia ini tidak akan
terpisahkan dengan yang namanya seni. Sehingga seni akan terus ada sepanjang
manusia di dunia ini ada.
Dengan seni diharapkan kita sebagai
makhluk sosial dapat menggerakkan perasaan kita untuk peka terhadap apa yang
terjadi dan berkembang dimasyarakat.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan
Demi
kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Seperti yang sudah kita
ketahui, bahwa manusia dilahirkan tidak terlepas dari kodrat yang sudah
ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Mulai lahir, mereka sudah diberikan
pengetahuan, bakat, dan kemampuan masing – masing dalam mengapresiasikan seni
dalam kehidupannya. Setiap manusia mempunyai cara yang berbeda – beda dalam
mengapresiasikan seni. Ada yang dituangkan dalam suatu cat dan dilukiskan dalam
sebuah kertas, tembok, alat – alat transportasi, bahkan pada bagian tubuh
manusia. Selain itu juga ada yang diapresiasikan melalui buku – buku yang bias
dalam bentuk novel, kolakolaborasi antara gambar dan kata – kata (komik), ada
juga mengapresiasikannya melalui sebuah gambar yang bergerak, baik itu karton
maupun suatu film.
Selain itu juga banyak
sekali orang mengapresiasikan kedalam bentuk syair yang sangat indah, dengan
diiringi musik. Krena setiap manusia tidak sama,dalam pengapresiasikannya
Sehingga seni, terutama seni musik berkembang dan berevolusi tanpa ada
batasnya. Didunia ini tidak terhitung jumlah musik yang ada sekarang, karena
perkembangannya tanpa mengenal waktu dan tempat. Disitu ada manusia maka seni
terutama seni musik akan berkembang tak terkendali. Bahkan di Indonesia sendiri
mempunyai berbagai macam seni musik, baik itu yang tergolong dalam musik
tradisional, campuran antara tradisional, dan modern.
Bertolak belakang dari
uraian diatas, seni juga tidak terlepas dari kebudayaan masing – masing daerah.
Sehingga antara daerah yang satu dengan yang lainnya akan memberikan nuansa
seni musik yang berbeda pula. Selain itu juga masih banyak yang belum mengerti
tentang seni, terutama seni musik. Belum mengerti disini maksudnya, masih belum
mengenal apakah seni itu? Padahal apa yang dilakukaanya terkadang dapat
dikategorikan sebagi suatu seni, tanpa orang tersebut menyadarinya.
Oleh karena itu disini
saya akan berusaha membahas tentang seni musik yang ada di Indonesia, untuk
menambah wawasan kita tentang seni musik yang ada di Indonesia ini.
2. Tujuan
Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka
ada beberapa tujuan yang akan diperoleh dari penyusunan makalah ini. Tujuan –
tujuan tersebut antara lain :
1. Mengetahui
pengertian seni musik
2. Mengetahui
fungsi-fungsi musik
3. Manfaat
musik dalam kehidupan sehari-hari
3. Manfaat
Penulisan makalah ini
diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar – besarnya, yaitu antara lain
:
1. Bagi
Pembaca
Sebelumnya para pembaca yang belum
mengenal seni terutama seni musik akan lebih mengenal dan diupayakan akan lebih
mencintai apa yang dikatakan sebagai seni. Sehingga diharapkan dengan mencintai
seni maka dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara akan menjadi
lebih harmonis, dan saling menghargai perbedaan persepsi, bukan hanya diseni
saja tapi dalam segi aspek kehidupannya
2. Bagi Pencinta
Seni
Bagi yang sudah mencintai seni, diharapkan
akan menambah wawasan tentang seni musik yang ada di Indonesia, sehingga dapat
menambah pengetahuan, yang nantinya dapat digunakan untuk bekal mengarungi
dunia ini
3. Bagi Penulis
Diharapkan dengan adanya makalah ini bukan
hanya makalah ini saja yang akan disusun oleh penulis, tetapi diharapkan akan
muncul makalah – makalah yang lain yang lebih berguna lagi bagi semua pihak
yang membacanya, terutama bagi para pembaca ataupun pencinta seni terutama seni
musik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Seni Musik
1.
Pengertian Umum Seni Musik
Musik adalah bunyi yang mengandung
unsur-unsur tertentu, yang diterima oleh individu, kelompok, maupun
golongan masyarakat yang berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya, dan
selera seseorang.
Berikut Beberapa pengertian Musik menurut beberapa tokoh dari
berbagai bidang ilmu:
a) R. G. Escher, Erikson, dan mantle Hood
(ilmuwan)
musik adalah sebuah gerakan yang dalam totalitasnya memiliki sifat-sifat ritmis, melodis, dan harmonis.
musik adalah sebuah gerakan yang dalam totalitasnya memiliki sifat-sifat ritmis, melodis, dan harmonis.
b) Aaron Copland (komposer)
musik adalah bunyi yang terdiri dari 4 unsur pokok, yakni ritme, melodi, harmoni, dan tone color (warna nada).
musik adalah bunyi yang terdiri dari 4 unsur pokok, yakni ritme, melodi, harmoni, dan tone color (warna nada).
c) Eduard Hanslick (komposer)
musik adalah gerakan bunyi (the essence of music is sound in motion).
musik adalah gerakan bunyi (the essence of music is sound in motion).
d) K.S. Laurila (penulis)
musik adalah deretan nada yang secara objektif tidak lebih dari geteran-geteran udara , dan secara objektif hanya merupakan kesan-kesan pendengaran saja.
musik adalah deretan nada yang secara objektif tidak lebih dari geteran-geteran udara , dan secara objektif hanya merupakan kesan-kesan pendengaran saja.
e) Aristoteles
(filsuf)
musik adalah curahan kekuatan tenaga batin dan kekuatan tenaga penggambaran yang berasal dari gerak rasa dalam suatu rentetan suara (melodi) yang berirama.
musik adalah curahan kekuatan tenaga batin dan kekuatan tenaga penggambaran yang berasal dari gerak rasa dalam suatu rentetan suara (melodi) yang berirama.
Jika
ditinjau dari segi bentuknya, musik adalah sekumpulan nada yang mengandung
ritme, melodi, dan harmoni, yang menjadi suatu kesatuan (unity), serta
merupakan pernyataan ide musikal tertentu.
Bahkan, kita dapat kita mendefinisikan musik sesuai pengalaman yang dimiliki.
Akan tetapi, dapat disimpulkan secara singkat bahwa musik adalah bunyi yang
harus memiliki unsur-unsur pokok seperti ritme, melodi, dan harmoni.
2. Asal
mula musik
Musik berasal dari bahasa yunani,
“mousike” dan latin, “musica”. Kata “mousike” berasal dari kata “mousa”
(jamak:mousas), dalam bahasa latin “musa”, yunani “mouskos”,
inggris “muse”. Jadi dari kata “musica” lahirlah kata “musik”.
Menurut mitologi yunani kuno, musica dimaksudkan sebagai “seni dari kaum
musen”, atau “termasuk kepunyaan mousas”. Musik adalah seni rupa milik
salah satu dari kaum muzen yang berjumlah sembilan dewi.
Menurut pujangga hesiodus, mahadewa zeus dengan permaisurinya mnemosyne
mempunyai sembilan orang puteri . kesembilan dewi ini disebut kaum muzen. Kaum
muzen dilahirkan di kaki gunung olympus dipersia. Masing-masing dewi memiliki
/menguasai satu cabang seni atau ilmu. Ke-9 kaum muzen tersebut adalah:
a) Dewi clio menguasai ilmu sejarah,
b) Dewi euterpe menguasai puisi liris,
c) Dewi thalia menguasai seni komedi,
d) Dewi
Melpomene menguasai seni tragedi,
e) Dewi Trispsichore menguasi seni tari dan
nyayian paduan suara,
f) Dewi Erato menguasai seni pantonim dan
syair percintaan,
g) Dewi Polyhymnia menguasai seni himne,
h) Dewi Calliope menguasi syair pahlawan,dan
i) Dewi urainia
menguasi ilmu bintang
3.
perkembanagan musik dari zaman ke zamam
Musik mengalami perkembanagan,perubahan,dan perluasan dari masa kemasa seiring
dengan pertumbuhan kebudayaandalam masyarakat tempat musik itu tumbuh. Berikut
contoh-contoh perkembangan musik dari Zaman ke Zaman:
a) Musik kuno (sebelum 476 M)
b) Musik sakral abad pertengahan (476-1450 M)
c) Musik sekuler abad pertengahan
d) Musik renaisans (1450-1600)
e) Musik barok (1600-1750)
f) Musik klasik (1750-1830)
g) Musik romantik (1815-1910)
h) Musik
moderen/Abad ke-20 (1900-2000)
i) Musik kontenporer/abad ke-21 (2000-sekarang)
B.
Fungsi Musik
Secara umum,musik mempunyai fungsi yang hampir sama di setiap kebudayaan
ataupun suku bangsa diseluruh duina .simak uraian tentang fungsi musik berikut:
1.fungsi
pengiring upacara budaya/ritual
Sejak zaman dahulu musik sudah digunakan untuk mengiringi upacara-upacara
budaya atau ritual.para arkeolog menemukan berbagai alat musik tertera pada
prasati-prasasti pada tahun 5000 sm di mesir,seperti
harpa,lira,gitar,mandolin,dan seruling
2.fungsi
hiburan
Ketika indonesia masih terdiri dari banyak kerajaan, setiap tamu kerajaan akan
disambut oleh iringan musik sebagai upacara penyambut sekaligus sarana hiburan
bagi tamu kerajan tersebut.
3.fungsi
komunikasi
Sejak zaman dahulu musik sudah berfungsi sebagai alat komunikasi, dalam berbagai
situasi.
4.
Fungsi Pengungkapan ekspresi diri
Musik merupakan salah satu media berekspresi bagi seseorang untuk mengungkapkan
perasaan,pikiran, gagasan, cita-cita tentang diri, masyarakat, Tuhan, dan
dunia.
5.
Fungsi Pendidikan
Musik memiliki fingsi pendidikan, yaitu sebagai media atau sarana untuk
mengajarkan norma-norma, aturan-aturan yang berlaku dimasyarakat, sekalipun itu
tidak tertulis.
6.
Fungsi Pelestarian Kebudayaan
Lagu-lagu daerah berfungsi sebagai pelestari budaya karena Tema-tema dan cerita
dalam syairnya menggambarkan budaya daerah dengan sangat jelas.
7.
Fungsi Respons Sosial
Fungsi respon sosial tercipta dari para pencipta lagu yang sangat peka terhadap
kondisi sosial, tingkat kesejahteraan rakyat, dan kegelisahan masyarakat.
8.
Fungsi Pemersatu Bangsa
setiap bangsa memiliki lagu kebangsaan
(national anthem) yang mewakili cita rasa estetik, semangat kebangsaan, dan
watak dari budaya tiap negara.
9.Fungsi
Promosi Dagang
Di masa modern seperti sekarang ini,
musik banyak dikreasikan sabagai sarana promosi, terutama melalui iklan-iklan
di televisi dan radio.
10.
Fungsi Ekonomi
Bagi para musim dan artis propesional, musik merupakan mata pencaharian. Mereka
dihargai lewat karya (lagu) yang mereka buat mainan.
C. MANFAAT MUSIK DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1.
Musik dan Pendidikan
Musik tidak hanya berfungsi mengasah kemampuan bermusik seseorang , tetapi juga
berperan dalam bidang pendidikan atau bidang ilmu lain, misalnya meningkatkan
kecerdasan di bidang matematika, sosial, dan bahasa.
2.
Musik dan Kecerdasan Emosional
Musik merupakan perwujudan fisik dari ekspresi emosi melalui media suara yang,
dengan segala kekuatannya, dapat memengaruhi suasana hati, perilaku dan sikap
seseorang.
3.
Musik dan Kesehatan
Terapi musik adalah kegiatan terapi kesehatan manusia dengan menggunakan musik.
Jenis terapi yang di maksud antara lain pemulihan, penyembuhan, dan
peringanan, terutama untuk tujuan kesehatan mental-psikologis.
Tata Rias dan Tata Busana dua serangkai
yang tidak dapat dipisahkan untuk penyajian suatu garapan tari. Seorang penata
tari perlu memikirkan dengan cermat dan teliti tata rias dan tata busana yang
tepat guna memperjelas dan sesuai dengan tema yang disajikan dan akan dinikmati
oleh penonton. Untuk itu memilih desain pakaian dan warna membutuhkan pemikiran
dan pertimbangan yang matang karena kostum berfungsi untuk memperjelas
pemeranan pada tema cerita.
Dibawah ini akan dijelaskan pengertian dari
Tata Rias
- Tata Rias
Tata rias merupakan cara atau usaha
seseorang untuk mempercantik diri khususnya pada bagian muka atau wajah,
menghias diri dalam pergaulan. Tata rias pada seni
pertunjukan diperlukan untuk menggambarkan/menentukan
watak di atas pentas. Tata rias adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetika
untuk mewujudkan wajah peranan dengan memberikan dandanan atau perubahan pada
para pemain di atas panggung/pentas dengan suasana yang sesuai dan wajar
(Harymawan, 1993: 134). Sebagai penggambaran watak di atas pentas selain acting yang
dilakukan oleh pemain diperlukan adanya tata rias sebagai usaha
menyusun hiasan terhadap suatu objek yang akan dipertunjukan.
Tata rias merupakan aspek dekorasi,
mempunyai berbagai macam kekhususan yang masing-masing memiliki keistimewaan
dan ciri tersendiri. Dari fungsinya rias dibedakan menjadi delapan macam rias
yaitu:
1) Rias aksen,
memberikan tekanan pada pemain yang sudah mendekati peranan yang akan
dimainkannya. Misalnya pemain orang Jawa memerankan sebagai orang Jawa hanya
dibutuhkan aksen atau memperjelas garis-garis pada wajah.
2) Rias jenis,
merupakan riasan yang diperlukan untuk memberikan perubahan wajah pemain
berjenis kelamin laki-laki memerankan menjadi perempuan, demikian sebaliknya.
3) Rias bangsa,
merupakan riasan yang diperlukan untuk memberikan aksen dan riasan pada pemain
yang memerankan bangsa lain. Misalnya pemain bangsa Indonesia memerankan peran
bangsa Belanda.
4) Rias usia,
merupakan riasan yang mengubah seorang muda (remaja/pemuda/pemudi)
menjadi orang tua usia tujuh puluhan (kakek/nenek).
5) Rias tokoh,
diperlukan untuk memberikan penjelasan pada tokoh yang diperankan. Misalnya
memerankan tokoh Rama, Rahwana, Shinta, Trijata, Srikandi, Sembadra, tokoh
seorang anak sholeh, tokoh anak nakal.
6) Rias watak,
merupakan rias yang difungsikan sebagai penjelas watak yang diperankan pemain.
Misalnya memerankan watak putri luruh (lembut), putri branyak(lincah),
putra alus, putra gagah.
7) Rias temporal,
riasan berdasarkan waktu ketika pemain melakukan peranannya. Misalnya pemain
sedang memainkan waktu bangun tidur, waktu dalam pesta, kedua contoh
tersebut dibutuhkan riasan yang berbeda.
8) Rias lokal,
merupakan rias yang dibutuhkna untuk memperjelas keberadaan tempat pemain.
Misalnya rias seorang narapidana di penjara akan berbeda dengan rias sesudah
lepas dari penjara.
Untuk dapat menerapkan riasan yang sesuai
dengan peranan, diperlukan pengetahuan tentang berbagai sifat bangsa-bangsa,
tipe dan watak bangsa tersebut. Selain itu diperlukan pula pemahaman tentang
pengetahuan anatomi manusia dari berbagai usia, watak dan karakter manusia,
serta untuk seni pertunjukan tari dibutuhkan pengetahuan tentang karakter dan
tokoh pewayangan.
b. Tata
Busana
Busana (pakaian) tari merupakan segala
sandang dan perlengkapan (accessories) yang dikenakan penari di atas
panggung.
Tata pakaian terdiri dari beberapa bagian
1) Pakaian
dasar, sebagai dasar sebelum mengenakan pakaian pokoknya. Misalnya,setagen, korset,
rok dalam, straples
2) Pakaian kaki,
pakaian yang dikenakan pada bagian kaki. Misalnya binggel,gongseng,
kaos kaki, sepatu.
3) Pakaian
tubuh, pakaian pokok yang dikenakan pemain pada bagian tubuh mulai dari dada
sampai pinggul. Misalnya kain, rok, kemeja, mekak,
rompi, kace, rapek,ampok-ampok, simbar
dada, selendang, dan seterusnya.
4) Pakaian
kepala, pakaian yang dikenakan pada bagian kepala. Misalnya berbagai macam
jenis tata rambut (hairdo) dan riasan bentuk rambut (gelung tekuk, gelung
konde, gelung keong, gelung bokor, dan
sejenisnya).
5) Perlengkapan/accessories,
adalah perlengkapan yang melengkapi ke empat pakaian tersebut di atas untuk
memberikan efek dekoratif, pada karakter yang dibawakan. Misalnya perhiasan
gelang, kalung, ikat pinggang, kamus timang/slepe ceplok, deker(gelang
tangan), kaos tangan, bara samir, dan sejenisnya.
Perlengkapan atau alat yang dimainkan
pemeran di atas pentas disebut dengan istilah property. Misalnya,
selendang, kipas, tongkat, payung, kain, tombak, keris, dompet, topi, dan
semacamnya.
Tata rias dan busana ini berkaitan erat
dengan warna, karena warna di alam seni pertunjukan berkaitan
dengan karakter seorang tokoh yang dipersonifikasikan kedalam
warna busana yang dikenakan beserta riasan warna make up oleh tokoh
bersangkutan oleh karenanya warna dikatakan sebagai simbol. Dalam pembuatan
busana penari, warna dapat juga digunakan hanya untuk mengungkapkan
kemungkinan-kemungkinan keindahannya saja dalam memadukan antara yang satu
dengan lainnya. Dalam pembuatan kostum, warna menjadi syarat utama karena
begitu dilihat warnalah yang membawa kenikmatan utama. Di dalam buku Dwimatra
(2004: 28 – 29) warna dibedakan menjadi lima yaitu, warna primer, sekunder,
intermediet, tersier, dan kuarter.
a) Warna
primer yaitu disebut juga warna pokok/warna utama, yang terdiri dari
warna merah, kuning, dan biru.. Warna merah adalah simbol
keberanian, agresif/aktif. Pada dramatari tradisional warna tersebut biasanya
dipakai oleh raja yang sombong, agresif/aktif. Misalnya: Duryanada, Rahwana,
Srikandi. Warna biru mempunyai kesan ketentraman dan memiliki arti simbolis
kesetiaan. Pada drama tradisional warna tresebut dipakai oleh seorang satria
atau putri yang setia kepada Negara dan penuh pengabdian. Misalnya; Dewi Sinta,
Drupadi. Warna kuning mempunyai kesan kegembiraan.
b) Warna sekunder
adalah warna campuran yaitu hijau, ungu, dan orange.
c) Warna
intermediet adalah warna campuran antara warna primer dengan warna
dihadapannya. Misalnya warna merah dicampur dengan hijau, biru dengan orange,
kuning dengan violet.
d) Warna tersier
adalah campuran antara warna primer dengan warna sekunder yaitu warna merah
dicampu orange, kuning dengan orange, kuning
dengan hijau, hijau dengan biru, biru dengan violet, violet dengan merah.
e) Warna kuarter
yaitu percampuran antara warna primer dengan warna tersier, dan warna sekunder
dengan tersier yang melahirkan 12 warna campuran baru..
f) Warna
netral yaitu hitam dan putih. Warna hitam memberikan kesan kematangan dan
kebijaksanaan. Pada drama tradisional biasa dipakai oleh satria, raja, dan
putri yang yang bijaksana. Misalnya Kresna, Puntadewa, Kunti. Sedangkan warna
putih memberikan kesan muda, memiliki arti simbolis kesucian. Di
dalam drama tradisional warna tersebut dipakai oleh pendeta yang dianggap
suci.
Warna-warna tersebut di atas dapat
digolongkan menjadi dua bagian sesuai dengan demensi,
intensitas, terutama bila dikaitkan dengan emosi seseorang yang
disebut dengan warna panas dan warna dingin. Warna panas yaitu merah, kuning,
dan orange. Warna dingin terdiri atas hijau, biru, ungu, dan violet.
Dalam pembuatan pakaian tari warna dan
motif kain menjadi perhatian dan bahan pertimbangan, karena berhubungan erat
dengan peran, watak, dan karakter para tokohnya.
Warna sebagai lambang dan pengaruhnya
terhadap karakter dari tokoh (pemain). Penggunaan warna dalam sebuah garapan
tari dihubungkan dengan fungsinya sebagi simbol, di samping warna mempunyai
efek emosional yang kuat terhadap setiap orang.
Warna biru memberi kesan perasaan tak
berdaya (tidak merangsang), terkesan dingin. Warna hijau memberi
kesan dingin. Warna kuning dan orange memberi kesan perasaan riang, menarik
perhatian. Warna merah memberi kesan merangsang, memberi dorongan untuk
berpikir (dinamis). Warna merah Jambu mengandung kekkutan cinta. Warna Ungu
memberi kesan ketenangan.
10. Property
Properti adalah semua peralatan yang
dipergunakan untuk kebutuhan tari. Biasanyaproperty disesuaikan
dengan tema tarian yang akan ditampilkan baik untuk tarian putra maupun tarian
putri. Berdasarkan pemanfaatannya property dibedakan menjadi
dua yaitu:dance prop dan stage prop.
Dance prop adalah segala peralatan yang dipakai
/dipegang atau dimainkan oleh seorang penari pada waktu menari.
Adapun property yang biasa dipakai dalam tari trasional di
Indonesia: kipas, saputangan, selendang/sampur, panah, keris, pedang,
tameng, gada, tombak, kendi, boneka, sabit, caping, tenggok, tali,
payung, bokor dan sebagainya. Dalam pemakaian property yang
perlu dipertimbangkan adalah mengusahakan agar alat tersebut bisa
menyatu dengan gerak, dan sesuai dengan isi garapan tarinya.
Stage prop adalah segala peralatan yang ditata
di atas panggung yang membantu penampilan garapan tarinya. Alat-alat yang biasa
dipakai antara lain bingkai, trap, gapura, pepohonan, sekat, dan juntaian kain.
11.Lighting / Tata Lampu
Tata lampu berfungsi untuk memberi
penerangan penari di atas panggung, disamping itu tata lampu juga berfungsi
untuk membantu mempertkuat/mengangkat suasana dalam garapan karya
tari.
Tata lampu dibedakan menjadi dua yaitu:
lampu tradisional dan lampu modern.
a. Lampu
tradisional, masih bersifat sederhana menggunakan minyak tanah
misalnya: obor, lampu teplok, petromak, lilin.
b. Lampu
modern, menggunakan alat bantuan tenaga listrik. Misalnya spot light, strip
light,foot light (lampu kaki), lampu ini bias sehingga perlu diberi
kertas warna untuk dapat memantulkan sinar yang berwarna-warni dengan tujuan
dapat mewujudkan/membantu suasana yang diinginkan.
Fungsi Tata Lampu, sebagai alat
penerangan, penciptaan suasana, misalnya suasana agung dengan warna kuning,
perang (warna merah), sedih (warna ungu). Penguat adegan misalnya
penggunaan follow untuk menguatkan adegan percintaan.
12. Stage / Tata Panggung
Bentuk panggung seni pertunjukan di Indonesia sesuai
dengan jenis pementasan dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu bentuk tradisional,
dan modern.
Bentuk tradisional sangat kaya sesuai dengan daerah
yang ada di
Nusantara ini yang diwariskan oleh nenek moyang dan
terpelihara dengan baik sampai sekarang. Adapun bentuk-bentuk panggung tersebut
yaitu: pendapa di Jawa, bentuk wantilan di Bali,
rumah gadang di Sumatera., arena dan sebagainya.
Sedangkan panggung modern adalah bentuk
panggung proscenium baik dalam bentuk tertutup maupun terbuka.
Bentuk tertutup biasanya dibatasi dengan wing yang ada pada
sisi kanan dan kiri panggung.
C. Koreografi
Seorang
koreografer dan pakar tari Sal Murgiyanto mengungkapkan koreografi adalah
pemilihan dan tindakan atau proses pemilihan dan pembentukan gerak menjadi
sebuah tarian . Sementara itu dikatakan kata koreografi berasal dari bahasa
Yunani yaitu choreia ( tarian koor) dan graphia (penulisan).
Koreografi berarti penulisan dari tarian koor. Dalam perkembangan
selanjutnya koreografi dimaksudkan cara merencanakan laku baik ditulis maupun
tidak.
1. Aspek-aspek Koreografi
Dalam
membuat suatu koreografi selalu dihadapkan pada bentuk sebagi wujud dari hasil
akhir yang bisa dinikmati oleh penonton, oleh karenanya ada beberapa aspek yang
harus dipertimbangkan guna mencapai hasil tersebut diantaranaya:
aspek isi, bentuk, tehnis, dan proyeksi.
- Aspek Isi
Aspek isi adalah pokok masalah (dapat juga
diartikan tema) dari sebuah karya tari. Dalam karya tari isi dapat ditangkap
lewat gerak-gerak yang diungkapkan oleh penari. Isi menjadi bagian
yang penting yang harus sejak awal sudah diyakini oleh penata tari karena lewat
isi inilah penata tari akan terbimbing dalam mendapatkan gerak serta menentukan
langkah-langkah yang berkaitan dengan dramatic, dinamika, serta penokohan bila
ada.
- Aspek Bentuk
Bentuk diartikan sebagai wujud, bangun dan
dalam bahasa Inggris diartikan sebagaiform. Bentuk dalam sebuah
karya tari adalah terjemahan dari isi dan merupakan penyatuan dari berbagai
elemen yang dihadirkan di dalam ruang (di atas panggung). Elemen tersebut baik
berupa gerak, desain lantai, dinamika, dramatik dan yang lainnya.
- Aspek Teknis
Aspek tehnis adalah salah satu sarana
untuk mencapai sasaran atau salah satu alat untuk mencapai terwujudnya bentuk.
Melalui aspek tehnis ini membantu para penata tari untuk mewujudkan isi. Penata
tari diharapkan memiliki dasar tehnik gerak yang baik dan kuat, ini
tentunya tidak lepas dari bekal gaya (style) tari etnis yang ada di
nusantara.
Apabila seorang mahasiswa akan berkarya
dia harus membekali dirinya dengan gaya dan tehnik tari yang dipilih dengan
baik, misalnya yang dipilih gaya Yogyakarta khususnya tari putri halusan,
disini penata tari harus tahu dan menguasai patokan-patokan yang ada dalam tari
putri halus gaya Yogyakarta, apa yang menjadi ciri gaya halusan
putri.dan patokan-patokan gerak yang harus ditaati.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut
pemilihan penari juga memegang peran penting karena keberhasilan piñata tari
sangat tergantung pada penari, oleh karenanya sangat dibutuhkan penari-penari
yang trampil dan sensitif untuk mendukung gaya tersebut. Tehnik adalah sarana
untuk mencapai sasaran
- Aspek Proyeksi/jembatan
Aspek proyeksi adalah hubungan magis
antara bentuk sajian karya tari dengan penonton. Dalam kaitannya dengan
proyeksi pemain/penarilah yang memegang peran penting Karena ide koreografer
diterjemahkan oleh penari dan diungkapkan lewat gerak Oleh karenya keterlibatan
,disiplin, keterampilan gerak, ekspresi mimic dan ekspresi gerak harus
terjalin dengan baik antara piñata penari dengan penari.
Pemilihan gerak yang tepat dan cermat
sesuai dengan tema garapan menjadi hal yang utama dengan harapan
pesan-pesan yang diinginkan piñata tari sampai ke penonton.
2. Proses Peggarapan Koreografi
a. Eksplorasi
Eksplorasi diartikan sebagai
penjajagan sebagai pengalaman untuk menanggapi beberapa obyek dari
luar yang sering disebut juga dengan berpikir, berimajinasi,
merasakan,meresponsikan. Kegiatan ini dilakukan lewat berbagai aktivitas yaitu
pengamatan terhadap peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitarnya, peristiwa
alam, dengan membaca cerita baik cerita sejarah, legenda, novel, cerpen, epos
Mahabarata, Ramayana, ritual keagamaan bahkan sampai peristiwa yang dialami
sendiri oleh piñata tari.
Dari peristiwa yang terjadi dilingkungan
sekitar misalnya tentang kemiskinan, demonstrasi dari masyarakat dalam
menentang kondisi politik, keramaian pasar , panen raya dan yang
lainnya. Sedangkan dari peristiwa alam terjadinya gunung meletus,
gempa bumi, sunami, kebakaran, angina rebut, tanah longsor,badai di tengah
lautan, ombak, banjir dan yang lainnya. Dari pristiwa tersebut di atas apa yang
bisa ditangkap oleh koreografer selanjutnya dituangkan ke dalam satu ide
garapan. Eksplorasi tidak tergantung hanya pada obyek yang dapat dilihat saja,
melainkan dapat juga dengan membayangkan atau berangan-angan terhadap obyek
yang belum pernah dilihat misalnya dasar laut, dinginnya salju, panasnya bara
api, tentang mahluk halus.
- Improvisasi
Improvisasi diartikan sebagai penemuan gerak
secara spontan, entah gerak tersebut pernah dilihat sebelumnya ataukah muncul
pada saat pencarian gerak. Pada saat improvisasi sangat dituntut kepercayaan
diri seseorang dan tidak terpengaruh atau meniru orang lain.
Improvisasi dapat dilakukan dengan
beberapa cara/tahap yaitu diawali dari gerak sederhana melalui bagian-bagian
anggota badan seperti menggerakan kaki, lengan, kepala, badan yang dilakukan
mulai gerak di tempat selanjutnya berpindah tempat serta menggabungkan beberapa
gerak dari anggota tubuh.
Selanjutnya dapat diisi dengan mengisi
ruang, mengolah level, mengisi suara musik mengisi tempo dan ritme. Untuk
melatih penemuan gerak-gerak seperti tersebut diatas sebaiknya para mahasiswa
diajak untuk berkonsentrasi dengan memejamkan mata guna menghindari pengaruh
disekitarnya atau meniru teman lain.
Dalam latihan improvisasi bisa dilakukan
dengan berbagai cara misalnya mahasiswa disuruh bergerak berlawanan
arah satu dengan yang lainnya, dengan sentuhan maksudnya ketika disentuh oleh
temannya langsung ikut bergerak.
- Evaluasi
Evaluasi dimaksudkan setelah melewati
improvisasi dengan mendapatkan penemuan gerak yang cukup banyak,
koreografer harus memilih gerak- gerak yang didapatkan disesuaikan dengan tema
yang digarap. Seorang piñata tari harus mengambil keputusan dipakai dan
tidaknya gerak yang telah didapat
- Pembentukan/Komposisi
Setelah melewati
evaluasi selanjutnya adalah pembentukan, pada proses ini pembentukan
dimaksudkan adalah bagaimana gerak menjadi satu kesatuan /rangkaian (Jawa disebut
ragam). Dalam hal ini sudah barang tentu gerak sudah diarahkan pada tema ,
bentuk, setruktur, irama yang berkaitan dengan ritme dan tempo garapan dan
disesuaikan dengan tema garapan. Gerak disini sudah membentuk satu ragam dan
telah mempertimbangkan transisi/perpindahan dari ragam satu keragam berikutnya.
3. Kreativitas
Kreativitas merupakan suatu proses mental
yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk baru atau
mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya
(JJ Gallagher dalam Yeni Rochmawati, 2005: 15). Sementara itu Supriyadi (1994:
) mengutarakan kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu
yang abru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda dengan
apa yang telah ada. Definisi berilutnya diutrakan oleh Csikzentmihalyi (dalam
Munandar, 1995) mengatakan bahwa kreativitas merupakan pengalaman dalam
mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu
antara hubungan diri sendiri, alam, dan orang lain. Sementara itu
menurut Sumandiyo Hadi (1983: 7) kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dari segala apa yang telah ada maupun yang belum pernah ada.
Tabrani (200:43) memberikan definisinya tentang kreativitas adalah
salah satu kemampuan manusia yang dapat membantu kemampuannya yang lain hingga
sebagai keseluruhan dapat mengintegrasikan stimulasi- luar dengan stimulasi
dalam sehingga tercipta sesuatu kebulatan yang baru.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa kreativitas merupakan suatu proses mental individu
yang melahirkan gagasan, proses, metode ataupun produk baru yang bersifat
imajinatif, estetis, fleksibel, integrasi dan berdaya guna dalam berbagai
bidang untuk pemecahan ssuatu masalah.
Ada 5 macam perilaku kreatif Nursito ( dalam
Rachmawati: 16 -17)
- Kelancaran
(fluency) yaitu,kemampuan mengemukakan ide-ide yang serupa untuk
memecahkan suatu masalah.
- Keluwesan
(flexibility) yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam ide
guna memecahkan suatu masalah di luar katagori yang biasa..
- Keaslian
(originality) yaitu kemampuan memberikan respon yang unik atau luar
biasa.
- Keterperincian
(Elaboration) yaitu kemampuan menyatakan pengarahan ide secara
terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan
- Kepekaan
(Sensitivity) yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah
sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.
Ciri-ciri pribadi yang kreatif menurut Supriadi (dalam
Munandar, 2005: 17)
1) Terbuka terhadap
pengalaman baru.
2) Fleksibel dalam berpikir
dan merespon.
3) Bebas dalam
menyatakan pendapat dan perasaan.
4) Menghargai
fantasi.
5) Tertarik pada
kegiatan-kegiatan kreatif.
6) Mempunyai
pendapat sendiri dan tidak terpengaruh orang lain.
7) Mempunyai rasa
ingin tahu yang besar.
8) Toleransi
terhadap perbedaan pendapat dan situasi yang tidak pasti.
9) Berani mengambil
resiko yang diperhitungkan.
10) Percaya diri danmandiri.
11) Memiliki tanggung jawab dan
komitmen kepada tugas.
12) Tekun dan tidak mudah
bosan.
13) Tidak kehabisan akal dalam
memecahkan masalah.
14) Kaya akan inisiatif.
15) Peka terhadap situasi
lingkungan.
16) Lebih berorientasi ke masa
kini dan masa depan dari pada masa lalu.
17) Memiliki citra diri dan
stabilitas emosi yang baik.
18) Tertarik kepada hal-hal
yang abstrak, kompleks, holistic, dan mengandung teka-teki.
19) Memiliki gagasan yang
orisinal.
20) Mempunyai minat yang luas.
21) Menggunakan waktu luang
untuk kegiatan yang bermanfaat dan konstruktif bagi pengembangan diri.
22) Kritis terhadap pendapat
orang lain.
23) Senang mengajukan
pertanyaan.
24) Memiliki kesadaran etik,
moral dan estetika yang tinggi.
Kreativitas akan muncul pada individu yang
memiliki motivasi tinggi dan hanya berkembang dalam proses kreasi baik dalam
ukuran besar maupun kecil.
Dalam proses kreatif ada beberapa factor
yang perlu diperhatihan antara lain: lingkungan, sarana, keterampilan,
identitas, orisinalitas, dan apresiasi.
- Lingkungan,
teridiri dari lingkungan dalam ( internal) dan lingkungan luar
(eksternal). Lingkungan dalam adalah factor pribadi yang
berkaitan dengan kemampuan dan bakat seseorang. Sedangkan lingkungan luar
adalah factor yang berasal dari luar diri seseorang yang dapat
mempengaruhi proses kreatif seperti pendidikan, sering menonton
pertunjukan, terlibat dalam pementasan.
- Sarana
/fasilitas, terdiri dari fisik dan non-fisik. Fisik dapat
diartikan tubuh manusia yang dipakai sebagai media ungkap, disamping itu
fisik juga diartikan sebagai tempat untuk menyelenggarakan kegiata.
Sedangkan non-fisik berkaitan dengan alat/properti yang dapat
membantu/memberi inspirasi seseorang.
- Keterampilan/skill,
dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mengerkan dengan cepat dan tepat.
Bagi seseorang yang memiliki daya kreativitas yang tinggi akan dapat dengan
cepat merespon peristiwa-peristiwa yang terjadi dan menuangkan
ke dalam kedalam suatu karya. Berkaitan dengan dunia tari kegiatan ini
dilakukan untuk mencapai keterampilan gerak secara teknis, karena
keterampilan gerak adalah bekal yang tak ternilai harganya
untuk dikembangkan dan digunakan sebagai sarana penari untuk memenuhi
perwujudan sebuah tarian.
- Identitas/gaya,
apapun yang ditampilkan oleh seniman cirri pribadinya akan nampak dalam
karyanya dan juga cirri lingkungan dimana seniman tersebut berada.
- Orisinalitas/keaslian,
walaupun seniman itu hanya meramu , menyusun namun orisinalitas tetap
harus dijaga.
- Apresiasi/penghargaan,
maksudnya penghargaan sebagai dorongan yang memberi semangat dalam proses
kreatif.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Ada beberapa kesimpulan yang dapat kita
ambil dari uaraian diatas, yaitu antara lain:
1. Seni
musik adalah sebuah karya dari manusia, yang dalam perkembangannya tidak dapat
dipungkiri lagi, bahwa seni musik akan berkembang sesuai dengan perkembangan
jaman.
2. Perkembangan
musik di Indonesia tiap tahun akan berubah sesuai dengan kondisi masyarakat di
Indonesia, siapa yang dapat meraih simpati masyarakat, enak didengar, maka
aliran itulah yang akan ditirukan oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia
3. Seni
musik dapat membuat pribadi seseorang dapat menghargai karya orang lain dalam
segala bidang. Dengan menghargai perbedaan tersebut maka dalam bermasyarakat
berbangsa dan bernegara akan tercipta suasana yang aman, nyaman dan harmonis
dalam masyarakat.
4. Seni
Musik tidak akan pernah padam atau tidak akan bias dipadamkan oleh siapapun,
dengan kondisi apapun dan dimanapun berada
5. Rias sudah tidak asing lagi, maka
dengan itu lestarikan itu, dan sebagai mahasiswa seni, ini adalah salah satu
wadah untuk dijadikan karya Seni. Melihat realita yang terjadi sekarang ini,
bahwa Tenaga yang mempunyai keahlian khusus dalam bidang ini sangat kurang.
Rias yang bertemakan “Daur Ulang” kali ini
adalah suatu yang sangat jarang terjadi, maka ini boleh dikatakan suatu moment
yang sangat Istimewa dan mungikn sedikit susah khususnya dala pembuatan kostum,
karena dibuat berdasarkan kreasi dari Kita sendiri. Tetapi itu bukan suatu
persoalan, segala sesuatu bisa dijadikan Seni jika pintar mengkreasikannya.
4.2. Saran
Saran dari pembuatan
karya Ilmiah ini adalah bahwa Seni itu Luar Biasa. Maka dari Luar Biasanya itu,
kita tidak boleh membuatnya biasa-biasa saja. Tata Rias memang hal yang biasa
tetapi sangat Luar Biasa karena tidak semua orang bisa menanganinya. Jadi,
Lestarikan Senimu lewat Tata Rias dan Busana.
No comments:
Post a Comment