Wednesday, July 31, 2019

MAKALAH PERKEMBANGAN SENI MUSIK DAN TATA RIAS BUSANA DALAM PERANANNYA


MAKALAH
PERKEMBANGAN SENI MUSIK DAN TATA RIAS DAN BUSANA DALAM PERANANNYA




Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Seni Budaya serta rasa keingintahuan  kami  terhadap kebudayaan Indonesia khususnya seni musik.
Makalah ini berisi beberapa informasi tentang sejarah musik di indonesia. Manusia hidup di dunia ini tidak akan terpisahkan dengan yang namanya seni. Sehingga seni akan terus ada sepanjang manusia di dunia ini ada.
Dengan seni diharapkan kita sebagai makhluk sosial dapat menggerakkan perasaan kita untuk peka terhadap apa yang terjadi dan berkembang dimasyarakat.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan
Demi kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.






BAB I
PENDAHULUAN

1.    Latar Belakang

Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa manusia dilahirkan tidak terlepas dari kodrat yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Mulai lahir, mereka sudah diberikan pengetahuan, bakat, dan kemampuan masing – masing dalam mengapresiasikan seni dalam kehidupannya. Setiap manusia mempunyai cara yang berbeda – beda dalam mengapresiasikan seni. Ada yang dituangkan dalam suatu cat dan dilukiskan dalam sebuah kertas, tembok, alat – alat transportasi, bahkan pada bagian tubuh manusia. Selain itu juga ada yang diapresiasikan melalui buku – buku yang bias dalam bentuk novel, kolakolaborasi antara gambar dan kata – kata (komik), ada juga mengapresiasikannya melalui sebuah gambar yang bergerak, baik itu karton maupun suatu film.
Selain itu juga banyak sekali orang mengapresiasikan kedalam bentuk syair yang sangat indah, dengan diiringi musik. Krena setiap manusia tidak sama,dalam pengapresiasikannya Sehingga seni, terutama seni musik berkembang dan berevolusi tanpa ada batasnya. Didunia ini tidak terhitung jumlah musik yang ada sekarang, karena perkembangannya tanpa mengenal waktu dan tempat. Disitu ada manusia maka seni terutama seni musik akan berkembang tak terkendali. Bahkan di Indonesia sendiri mempunyai berbagai macam seni musik, baik itu yang tergolong dalam musik tradisional, campuran antara tradisional, dan modern.
Bertolak belakang dari uraian diatas, seni juga tidak terlepas dari kebudayaan masing – masing daerah. Sehingga antara daerah yang satu dengan yang lainnya akan memberikan nuansa seni musik yang berbeda pula. Selain itu juga masih banyak yang belum mengerti tentang seni, terutama seni musik. Belum mengerti disini maksudnya, masih belum mengenal apakah seni itu? Padahal apa yang dilakukaanya terkadang dapat dikategorikan sebagi suatu seni, tanpa orang tersebut menyadarinya.
Oleh karena itu disini saya akan berusaha membahas tentang seni musik yang ada di Indonesia, untuk menambah wawasan kita tentang seni musik yang ada di Indonesia ini.

2.    Tujuan
Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka ada beberapa tujuan yang akan diperoleh dari penyusunan makalah ini. Tujuan – tujuan tersebut antara lain :

1.    Mengetahui pengertian seni musik
2.    Mengetahui fungsi-fungsi musik
3.    Manfaat musik dalam kehidupan sehari-hari

3.    Manfaat
    Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar – besarnya, yaitu antara lain :
1.    Bagi Pembaca
Sebelumnya para pembaca yang belum mengenal seni terutama seni musik akan lebih mengenal dan diupayakan akan lebih mencintai apa yang dikatakan sebagai seni. Sehingga diharapkan dengan mencintai seni maka dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara akan menjadi lebih harmonis, dan saling menghargai perbedaan persepsi, bukan hanya diseni saja tapi dalam segi aspek kehidupannya
2.    Bagi Pencinta Seni
Bagi yang sudah mencintai seni, diharapkan akan menambah wawasan tentang seni musik yang ada di Indonesia, sehingga dapat menambah pengetahuan, yang nantinya dapat digunakan untuk bekal mengarungi dunia ini
3.    Bagi Penulis
Diharapkan dengan adanya makalah ini bukan hanya makalah ini saja yang akan disusun oleh penulis, tetapi diharapkan akan muncul makalah – makalah yang lain yang lebih berguna lagi bagi semua pihak yang membacanya, terutama bagi para pembaca ataupun pencinta seni terutama seni musik.




BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Seni Musik

1.         Pengertian Umum  Seni Musik

Musik adalah bunyi yang mengandung unsur-unsur tertentu, yang diterima  oleh individu, kelompok, maupun golongan masyarakat yang berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya, dan selera seseorang.

      Berikut Beberapa pengertian Musik menurut beberapa tokoh dari berbagai bidang ilmu:
     a)    R. G. Escher, Erikson, dan mantle Hood (ilmuwan)
musik adalah sebuah gerakan yang dalam totalitasnya memiliki sifat-sifat ritmis, melodis, dan harmonis.
     b)    Aaron Copland (komposer)
musik adalah bunyi yang terdiri dari 4 unsur pokok, yakni ritme, melodi, harmoni, dan tone color (warna nada).
     c)    Eduard Hanslick (komposer)
musik adalah gerakan bunyi (the essence of music is sound in motion).
     d)    K.S. Laurila (penulis)
musik adalah deretan nada yang secara objektif tidak lebih dari geteran-geteran udara , dan secara objektif hanya merupakan kesan-kesan pendengaran saja.
     e)    Aristoteles (filsuf)
musik adalah curahan kekuatan tenaga batin dan kekuatan tenaga penggambaran yang berasal dari gerak rasa dalam suatu rentetan suara (melodi) yang berirama.

            Jika ditinjau dari segi bentuknya, musik adalah sekumpulan nada yang mengandung ritme, melodi, dan harmoni, yang menjadi suatu kesatuan (unity), serta merupakan pernyataan ide musikal tertentu.
          Bahkan, kita dapat kita mendefinisikan musik sesuai pengalaman yang dimiliki. Akan tetapi, dapat disimpulkan secara singkat bahwa musik adalah bunyi yang harus memiliki unsur-unsur pokok seperti ritme, melodi, dan harmoni.

2. Asal mula musik
Musik berasal dari bahasa yunani, “mousike” dan latin, “musica”. Kata “mousike” berasal dari kata  “mousa” (jamak:mousas), dalam bahasa latin “musa”, yunani  “mouskos”,  inggris  “muse”. Jadi dari kata “musica” lahirlah kata “musik”.
      Menurut mitologi yunani kuno, musica dimaksudkan sebagai “seni dari kaum musen”, atau “termasuk  kepunyaan mousas”. Musik adalah seni rupa milik salah satu dari kaum muzen yang berjumlah sembilan dewi.
      Menurut pujangga hesiodus, mahadewa zeus dengan permaisurinya mnemosyne mempunyai sembilan orang puteri . kesembilan dewi ini disebut kaum muzen. Kaum muzen dilahirkan di kaki gunung olympus dipersia. Masing-masing dewi memiliki /menguasai satu cabang seni atau ilmu. Ke-9 kaum muzen tersebut adalah:
     a)    Dewi clio menguasai ilmu sejarah,
     b)    Dewi euterpe menguasai puisi liris,
     c)    Dewi thalia menguasai seni komedi,
     d)    Dewi Melpomene menguasai seni tragedi,
     e)    Dewi Trispsichore menguasi seni tari dan nyayian paduan suara,
     f)     Dewi Erato menguasai seni pantonim dan syair percintaan,
     g)    Dewi Polyhymnia menguasai seni himne,
     h)   Dewi Calliope menguasi syair pahlawan,dan
     i) Dewi urainia menguasi ilmu bintang

3. perkembanagan musik dari zaman ke zamam
            Musik mengalami perkembanagan,perubahan,dan perluasan dari masa kemasa seiring dengan pertumbuhan kebudayaandalam masyarakat tempat musik itu tumbuh. Berikut contoh-contoh perkembangan musik dari Zaman ke Zaman:
    a)    Musik kuno (sebelum 476 M)
    b)    Musik sakral abad pertengahan (476-1450 M)
    c)    Musik sekuler abad pertengahan
    d)    Musik renaisans (1450-1600)
    e)    Musik barok (1600-1750)
    f)     Musik klasik (1750-1830)
    g)    Musik romantik (1815-1910)
    h)   Musik moderen/Abad ke-20 (1900-2000)
    i)     Musik kontenporer/abad ke-21 (2000-sekarang)

B. Fungsi Musik
            Secara umum,musik mempunyai fungsi yang hampir sama di setiap kebudayaan ataupun suku bangsa diseluruh duina .simak uraian tentang fungsi musik berikut:

1.fungsi pengiring upacara budaya/ritual
            Sejak zaman dahulu musik sudah digunakan untuk mengiringi upacara-upacara budaya atau ritual.para arkeolog menemukan berbagai alat musik tertera pada prasati-prasasti pada tahun 5000 sm di mesir,seperti harpa,lira,gitar,mandolin,dan seruling
2.fungsi hiburan
            Ketika indonesia masih terdiri dari banyak kerajaan, setiap tamu kerajaan akan disambut oleh iringan musik sebagai upacara penyambut sekaligus sarana hiburan bagi tamu kerajan tersebut.
3.fungsi komunikasi
            Sejak zaman dahulu musik sudah berfungsi sebagai alat komunikasi, dalam berbagai situasi.
4. Fungsi Pengungkapan ekspresi diri
            Musik merupakan salah satu media berekspresi bagi seseorang untuk mengungkapkan perasaan,pikiran, gagasan, cita-cita tentang diri, masyarakat, Tuhan, dan dunia.
5. Fungsi Pendidikan
            Musik memiliki fingsi pendidikan, yaitu sebagai media atau sarana untuk mengajarkan norma-norma, aturan-aturan yang berlaku dimasyarakat, sekalipun itu tidak tertulis.
6. Fungsi Pelestarian Kebudayaan
            Lagu-lagu daerah berfungsi sebagai pelestari budaya karena Tema-tema dan cerita dalam syairnya menggambarkan budaya daerah dengan sangat jelas.
7. Fungsi Respons Sosial
            Fungsi respon sosial tercipta dari para pencipta lagu yang sangat peka terhadap kondisi sosial, tingkat kesejahteraan rakyat, dan kegelisahan masyarakat.
8. Fungsi Pemersatu Bangsa
setiap bangsa memiliki lagu kebangsaan (national anthem) yang mewakili cita rasa estetik, semangat kebangsaan, dan watak dari budaya tiap negara.
9.Fungsi Promosi Dagang
 Di masa modern seperti sekarang ini, musik banyak dikreasikan sabagai sarana promosi, terutama melalui iklan-iklan di televisi dan radio.
10. Fungsi Ekonomi
            Bagi para musim dan artis propesional, musik merupakan mata pencaharian. Mereka dihargai lewat karya (lagu) yang mereka buat mainan.

C.   MANFAAT MUSIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1. Musik dan Pendidikan
          Musik tidak hanya berfungsi mengasah kemampuan bermusik seseorang , tetapi juga berperan dalam bidang pendidikan atau bidang ilmu lain, misalnya meningkatkan kecerdasan di bidang matematika, sosial, dan bahasa.
2. Musik dan Kecerdasan Emosional
          Musik merupakan perwujudan fisik dari ekspresi emosi melalui media suara yang, dengan segala kekuatannya, dapat memengaruhi suasana hati, perilaku dan sikap seseorang.
3. Musik dan Kesehatan
          Terapi musik adalah kegiatan terapi kesehatan manusia dengan menggunakan musik. Jenis terapi yang di maksud antara lain pemulihan, penyembuhan,  dan peringanan, terutama untuk tujuan kesehatan  mental-psikologis.

Tata Rias dan Tata Busana dua serangkai yang tidak dapat dipisahkan untuk penyajian suatu garapan tari. Seorang penata tari perlu memikirkan dengan cermat dan teliti tata rias dan tata busana yang tepat guna memperjelas dan sesuai dengan tema yang disajikan dan akan dinikmati oleh penonton. Untuk itu memilih desain pakaian dan warna membutuhkan pemikiran dan pertimbangan yang matang karena kostum berfungsi untuk memperjelas pemeranan pada tema cerita.
Dibawah ini  akan dijelaskan pengertian dari Tata Rias
  1. Tata Rias
Tata rias merupakan cara atau usaha seseorang untuk mempercantik diri khususnya pada bagian muka atau wajah, menghias diri dalam pergaulan. Tata rias pada seni pertunjukan  diperlukan  untuk menggambarkan/menentukan watak di atas pentas. Tata rias adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetika untuk mewujudkan wajah peranan dengan memberikan dandanan atau perubahan pada para pemain di atas panggung/pentas dengan suasana yang sesuai dan wajar (Harymawan, 1993: 134). Sebagai penggambaran watak di atas pentas selain acting yang dilakukan oleh pemain  diperlukan adanya tata rias sebagai usaha menyusun  hiasan terhadap suatu objek yang akan dipertunjukan.
Tata rias merupakan aspek dekorasi, mempunyai berbagai macam kekhususan yang masing-masing memiliki keistimewaan dan ciri tersendiri. Dari fungsinya rias dibedakan menjadi delapan macam rias yaitu:

1)    Rias aksen, memberikan tekanan pada pemain yang sudah mendekati peranan yang akan dimainkannya. Misalnya pemain orang Jawa memerankan sebagai orang Jawa hanya dibutuhkan aksen atau memperjelas garis-garis pada wajah.
2)    Rias jenis, merupakan riasan yang diperlukan untuk memberikan perubahan wajah pemain berjenis kelamin laki-laki memerankan menjadi perempuan, demikian sebaliknya.
3)    Rias bangsa, merupakan riasan yang diperlukan untuk memberikan aksen dan riasan pada pemain yang memerankan bangsa lain. Misalnya pemain bangsa Indonesia memerankan peran bangsa Belanda.
4)    Rias usia, merupakan riasan  yang mengubah seorang muda (remaja/pemuda/pemudi) menjadi orang tua usia tujuh puluhan (kakek/nenek).
5)    Rias tokoh, diperlukan untuk memberikan penjelasan pada tokoh yang diperankan. Misalnya memerankan tokoh Rama, Rahwana, Shinta, Trijata, Srikandi, Sembadra, tokoh seorang anak sholeh, tokoh anak nakal.
6)    Rias watak, merupakan rias yang difungsikan sebagai penjelas watak yang diperankan pemain. Misalnya memerankan watak putri luruh (lembut), putri branyak(lincah), putra alus, putra gagah.
7)    Rias temporal, riasan berdasarkan waktu ketika pemain melakukan peranannya. Misalnya pemain sedang memainkan  waktu bangun tidur, waktu dalam pesta, kedua contoh tersebut dibutuhkan riasan yang berbeda.
8)    Rias lokal, merupakan rias yang dibutuhkna untuk memperjelas keberadaan tempat pemain. Misalnya rias seorang narapidana di penjara akan berbeda dengan rias sesudah lepas dari penjara.
Untuk dapat menerapkan riasan yang sesuai dengan peranan, diperlukan pengetahuan tentang berbagai sifat bangsa-bangsa, tipe dan watak bangsa tersebut. Selain itu diperlukan pula pemahaman tentang pengetahuan anatomi manusia dari berbagai usia, watak dan karakter manusia, serta untuk seni pertunjukan tari dibutuhkan pengetahuan tentang karakter dan tokoh pewayangan.
      b.   Tata Busana
Busana (pakaian) tari merupakan segala sandang dan perlengkapan (accessories) yang dikenakan penari di atas panggung.
Tata pakaian terdiri dari beberapa bagian
1)      Pakaian dasar, sebagai dasar sebelum mengenakan pakaian pokoknya. Misalnya,setagen, korset, rok dalam, straples
2)      Pakaian  kaki, pakaian yang dikenakan pada bagian kaki. Misalnya binggel,gongseng, kaos kaki, sepatu.
3)      Pakaian tubuh, pakaian pokok yang dikenakan pemain pada bagian tubuh mulai dari dada sampai pinggul. Misalnya kain, rok, kemeja,  mekak, rompi, kacerapek,ampok-ampok, simbar dada, selendang, dan seterusnya.
4)      Pakaian kepala, pakaian yang dikenakan pada bagian kepala. Misalnya berbagai macam jenis tata rambut (hairdo) dan riasan bentuk rambut (gelung tekukgelung kondegelung keonggelung bokor, dan sejenisnya). 
5)      Perlengkapan/accessories, adalah perlengkapan yang melengkapi ke empat pakaian tersebut di atas untuk memberikan efek dekoratif, pada karakter yang dibawakan. Misalnya perhiasan gelang, kalung, ikat pinggang, kamus timang/slepe ceplok, deker(gelang tangan), kaos tangan, bara samir, dan sejenisnya.
Perlengkapan atau alat yang dimainkan pemeran di atas pentas disebut dengan istilah property. Misalnya, selendang, kipas, tongkat, payung, kain, tombak, keris, dompet, topi, dan semacamnya.
Tata rias dan busana ini berkaitan erat dengan warna, karena warna di alam seni pertunjukan berkaitan dengan   karakter seorang tokoh yang dipersonifikasikan kedalam warna busana yang dikenakan beserta riasan warna make up oleh tokoh bersangkutan oleh karenanya warna dikatakan sebagai simbol. Dalam pembuatan busana penari, warna dapat juga digunakan hanya untuk mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan keindahannya saja dalam memadukan antara yang satu dengan lainnya. Dalam pembuatan kostum, warna menjadi syarat utama karena begitu dilihat warnalah yang membawa kenikmatan utama. Di dalam buku Dwimatra (2004: 28 – 29) warna dibedakan menjadi lima yaitu, warna primer, sekunder, intermediet, tersier, dan kuarter.
a)    Warna primer  yaitu disebut juga warna pokok/warna utama, yang terdiri dari warna merah, kuning, dan biru.. Warna  merah adalah simbol keberanian, agresif/aktif. Pada dramatari tradisional warna tersebut biasanya dipakai oleh raja yang sombong, agresif/aktif. Misalnya: Duryanada, Rahwana, Srikandi. Warna biru mempunyai kesan ketentraman dan memiliki arti simbolis kesetiaan. Pada drama tradisional warna tresebut dipakai oleh seorang satria atau putri yang setia kepada Negara dan penuh pengabdian. Misalnya; Dewi Sinta, Drupadi. Warna kuning mempunyai kesan kegembiraan.
b)    Warna sekunder adalah warna campuran yaitu hijau, ungu, dan orange.
c)    Warna intermediet adalah warna campuran antara warna primer dengan warna dihadapannya. Misalnya warna merah dicampur dengan hijau, biru dengan orange, kuning dengan violet.
d)    Warna tersier adalah campuran antara warna primer dengan warna sekunder yaitu warna merah dicampu orange, kuning dengan  orange, kuning dengan hijau, hijau dengan biru, biru dengan violet, violet dengan merah.
e)    Warna kuarter yaitu percampuran antara warna primer dengan warna tersier, dan warna sekunder dengan tersier yang  melahirkan 12 warna campuran baru..
f)     Warna netral yaitu hitam dan putih. Warna hitam memberikan kesan kematangan dan kebijaksanaan. Pada drama tradisional biasa dipakai oleh satria, raja, dan putri yang yang bijaksana. Misalnya Kresna, Puntadewa, Kunti. Sedangkan warna putih memberikan kesan  muda, memiliki arti simbolis kesucian. Di dalam drama tradisional warna tersebut dipakai oleh pendeta yang dianggap suci.  

Warna-warna tersebut di atas dapat digolongkan menjadi dua bagian sesuai dengan demensi, intensitas,  terutama bila dikaitkan dengan emosi seseorang yang disebut dengan warna panas dan warna dingin. Warna panas yaitu merah, kuning, dan orange. Warna dingin terdiri atas hijau, biru, ungu, dan violet.
Dalam pembuatan pakaian tari warna dan motif kain menjadi perhatian dan bahan pertimbangan, karena berhubungan erat dengan peran, watak, dan karakter para tokohnya.  
Warna sebagai lambang dan pengaruhnya terhadap karakter dari tokoh (pemain). Penggunaan warna dalam sebuah garapan tari dihubungkan dengan fungsinya sebagi simbol, di samping warna mempunyai efek emosional yang kuat terhadap setiap orang.
Warna biru memberi kesan perasaan tak berdaya (tidak merangsang), terkesan dingin. Warna hijau  memberi kesan dingin. Warna kuning dan orange memberi kesan perasaan riang, menarik perhatian. Warna merah memberi kesan merangsang, memberi dorongan untuk berpikir (dinamis). Warna merah Jambu mengandung kekkutan cinta. Warna Ungu memberi kesan ketenangan.

10. Property
Properti adalah semua peralatan yang dipergunakan untuk kebutuhan tari. Biasanyaproperty disesuaikan dengan tema tarian yang akan ditampilkan baik untuk tarian putra maupun tarian putri. Berdasarkan pemanfaatannya property dibedakan menjadi dua yaitu:dance prop dan stage prop.
Dance prop adalah segala peralatan yang dipakai /dipegang atau dimainkan  oleh seorang penari pada waktu menari. Adapun property yang biasa dipakai dalam tari trasional di Indonesia: kipas, saputangan, selendang/sampur, panah, keris, pedang, tameng, gada, tombak, kendi, boneka, sabit, caping, tenggok, tali, payung, bokor dan sebagainya. Dalam pemakaian property yang perlu  dipertimbangkan adalah mengusahakan agar alat tersebut bisa menyatu dengan gerak, dan sesuai dengan isi garapan tarinya.
Stage prop adalah segala peralatan yang ditata di atas panggung yang membantu penampilan garapan tarinya. Alat-alat yang biasa dipakai antara lain bingkai, trap, gapura, pepohonan, sekat, dan juntaian kain.
11.Lighting / Tata Lampu
Tata lampu berfungsi untuk memberi penerangan penari di atas panggung, disamping itu tata lampu juga berfungsi untuk membantu mempertkuat/mengangkat  suasana dalam garapan karya tari.
Tata lampu dibedakan menjadi dua yaitu: lampu tradisional dan lampu modern.
a.       Lampu tradisional, masih bersifat sederhana  menggunakan minyak tanah misalnya: obor, lampu teplokpetromak, lilin.
b.      Lampu modern, menggunakan alat bantuan tenaga listrik. Misalnya spot lightstrip light,foot light (lampu kaki), lampu ini bias sehingga perlu diberi kertas warna untuk dapat memantulkan sinar yang berwarna-warni dengan tujuan dapat mewujudkan/membantu suasana yang diinginkan.
Fungsi Tata Lampu, sebagai alat penerangan, penciptaan suasana, misalnya suasana agung dengan warna kuning, perang (warna merah), sedih (warna ungu). Penguat adegan misalnya penggunaan follow untuk menguatkan adegan percintaan.

12. Stage / Tata Panggung
Bentuk panggung seni pertunjukan di Indonesia sesuai dengan jenis pementasan dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu bentuk tradisional, dan modern.
Bentuk tradisional sangat kaya sesuai dengan daerah yang ada di
Nusantara ini yang diwariskan oleh nenek moyang dan terpelihara dengan baik sampai sekarang. Adapun bentuk-bentuk panggung tersebut yaitu: pendapa di Jawa, bentuk wantilan di Bali, rumah gadang di Sumatera., arena dan sebagainya.
Sedangkan panggung modern adalah bentuk panggung proscenium baik dalam bentuk tertutup maupun terbuka. Bentuk tertutup biasanya dibatasi dengan wing yang ada pada sisi kanan dan kiri panggung.

C. Koreografi
            Seorang koreografer dan pakar tari Sal Murgiyanto mengungkapkan koreografi adalah pemilihan dan tindakan atau proses pemilihan dan pembentukan gerak menjadi sebuah tarian . Sementara itu dikatakan kata koreografi berasal dari bahasa Yunani yaitu choreia ( tarian koor) dan  graphia (penulisan). Koreografi berarti penulisan dari tarian koor.  Dalam perkembangan selanjutnya koreografi dimaksudkan cara merencanakan laku baik ditulis maupun tidak.



1. Aspek-aspek Koreografi
            Dalam membuat suatu koreografi selalu dihadapkan pada bentuk sebagi wujud dari hasil akhir yang bisa dinikmati oleh penonton, oleh karenanya ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan guna mencapai hasil tersebut diantaranaya:
aspek isi,  bentuk, tehnis, dan proyeksi.
  1. Aspek Isi
Aspek isi adalah pokok masalah (dapat juga diartikan tema) dari sebuah karya tari. Dalam karya tari isi dapat ditangkap lewat gerak-gerak yang diungkapkan  oleh penari. Isi menjadi bagian yang penting yang harus sejak awal sudah diyakini oleh penata tari karena lewat isi inilah penata tari akan terbimbing dalam mendapatkan gerak serta menentukan langkah-langkah yang berkaitan dengan dramatic, dinamika, serta penokohan bila ada.
  1. Aspek Bentuk
Bentuk diartikan sebagai wujud, bangun dan dalam bahasa Inggris diartikan sebagaiform. Bentuk dalam sebuah karya tari adalah terjemahan dari isi dan merupakan penyatuan dari berbagai elemen yang dihadirkan di dalam ruang (di atas panggung). Elemen tersebut baik berupa gerak, desain lantai, dinamika, dramatik dan yang lainnya.
  1. Aspek Teknis
Aspek tehnis adalah salah satu sarana untuk mencapai sasaran atau salah satu alat untuk mencapai terwujudnya bentuk. Melalui aspek tehnis ini membantu para penata tari untuk mewujudkan isi. Penata tari diharapkan memiliki dasar tehnik  gerak yang baik dan kuat, ini tentunya tidak lepas dari bekal gaya (style)  tari etnis yang ada di nusantara.
Apabila seorang mahasiswa akan berkarya dia harus membekali dirinya dengan gaya dan tehnik tari yang dipilih dengan baik, misalnya yang dipilih gaya Yogyakarta khususnya tari putri halusan, disini penata tari harus tahu dan menguasai patokan-patokan yang ada dalam tari putri halus gaya Yogyakarta, apa yang menjadi ciri gaya halusan putri.dan  patokan-patokan gerak yang harus ditaati.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut pemilihan penari juga memegang peran penting karena keberhasilan piñata tari sangat tergantung pada penari, oleh karenanya sangat dibutuhkan penari-penari yang trampil dan sensitif untuk mendukung gaya tersebut. Tehnik adalah sarana untuk mencapai sasaran
  1. Aspek Proyeksi/jembatan
Aspek proyeksi adalah hubungan magis antara bentuk sajian karya tari dengan penonton. Dalam kaitannya dengan proyeksi pemain/penarilah yang memegang peran penting Karena ide koreografer diterjemahkan oleh penari dan diungkapkan lewat gerak Oleh karenya keterlibatan ,disiplin, keterampilan gerak, ekspresi mimic dan ekspresi gerak  harus terjalin dengan baik antara piñata penari dengan penari.
Pemilihan gerak yang tepat dan cermat sesuai dengan tema garapan  menjadi hal yang utama dengan harapan pesan-pesan yang diinginkan piñata tari sampai ke penonton.

2.  Proses Peggarapan Koreografi
a. Eksplorasi
Eksplorasi diartikan sebagai penjajagan  sebagai pengalaman untuk menanggapi beberapa obyek dari luar yang sering disebut juga dengan berpikir, berimajinasi, merasakan,meresponsikan. Kegiatan ini dilakukan lewat berbagai aktivitas yaitu pengamatan terhadap peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitarnya, peristiwa alam, dengan membaca cerita baik cerita sejarah, legenda, novel, cerpen, epos Mahabarata, Ramayana, ritual keagamaan bahkan sampai peristiwa yang dialami sendiri oleh piñata tari.
Dari peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitar misalnya tentang kemiskinan, demonstrasi dari masyarakat dalam menentang kondisi politik, keramaian pasar , panen raya dan yang lainnya.  Sedangkan dari peristiwa alam terjadinya gunung meletus, gempa bumi, sunami, kebakaran, angina rebut, tanah longsor,badai di tengah lautan, ombak, banjir dan yang lainnya. Dari pristiwa tersebut di atas apa yang bisa ditangkap oleh koreografer selanjutnya dituangkan ke dalam satu ide garapan. Eksplorasi tidak tergantung hanya pada obyek yang dapat dilihat saja, melainkan dapat juga dengan membayangkan atau berangan-angan terhadap obyek yang belum pernah dilihat misalnya dasar laut, dinginnya salju, panasnya bara api, tentang mahluk halus.
  1. Improvisasi
Improvisasi diartikan sebagai penemuan  gerak secara spontan, entah gerak tersebut pernah dilihat sebelumnya ataukah muncul pada saat pencarian gerak. Pada saat improvisasi sangat dituntut kepercayaan diri seseorang dan tidak terpengaruh atau meniru orang lain.
Improvisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara/tahap yaitu diawali dari gerak sederhana melalui bagian-bagian anggota badan seperti menggerakan kaki, lengan, kepala, badan yang dilakukan mulai gerak di tempat selanjutnya berpindah tempat serta menggabungkan beberapa gerak dari anggota tubuh.
Selanjutnya dapat diisi dengan mengisi ruang, mengolah level, mengisi suara musik mengisi tempo dan ritme. Untuk melatih penemuan gerak-gerak seperti tersebut diatas sebaiknya para mahasiswa diajak untuk berkonsentrasi dengan memejamkan mata guna menghindari pengaruh disekitarnya atau meniru teman lain.
Dalam latihan improvisasi bisa dilakukan dengan berbagai cara  misalnya mahasiswa disuruh bergerak berlawanan arah satu dengan yang lainnya, dengan sentuhan maksudnya ketika disentuh oleh temannya langsung ikut bergerak.


  1. Evaluasi
Evaluasi dimaksudkan setelah melewati improvisasi  dengan mendapatkan penemuan gerak yang cukup banyak, koreografer harus memilih gerak- gerak yang didapatkan disesuaikan dengan tema yang digarap. Seorang piñata tari harus mengambil keputusan dipakai dan tidaknya gerak yang telah didapat
  1. Pembentukan/Komposisi
Setelah melewati evaluasi  selanjutnya adalah pembentukan, pada proses ini pembentukan dimaksudkan adalah bagaimana gerak menjadi satu kesatuan /rangkaian (Jawa disebut ragam). Dalam hal ini sudah barang tentu gerak sudah diarahkan pada tema , bentuk, setruktur, irama yang berkaitan dengan ritme dan tempo garapan dan disesuaikan dengan tema garapan. Gerak disini sudah membentuk satu ragam dan telah mempertimbangkan transisi/perpindahan dari ragam satu keragam berikutnya.

3. Kreativitas
Kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun produk baru atau mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya (JJ Gallagher dalam Yeni Rochmawati, 2005: 15). Sementara itu Supriyadi (1994: ) mengutarakan kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang abru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda dengan apa yang telah ada. Definisi berilutnya diutrakan oleh Csikzentmihalyi (dalam Munandar, 1995) mengatakan bahwa kreativitas merupakan pengalaman dalam mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu antara hubungan diri sendiri, alam, dan orang lain.  Sementara itu menurut Sumandiyo Hadi (1983: 7) kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dari segala apa yang telah ada maupun yang belum pernah ada. Tabrani (200:43) memberikan definisinya tentang kreativitas  adalah salah satu kemampuan manusia yang dapat membantu kemampuannya yang lain hingga sebagai keseluruhan dapat mengintegrasikan stimulasi- luar dengan stimulasi dalam sehingga tercipta sesuatu kebulatan yang baru.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan  bahwa kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses, metode ataupun produk baru yang bersifat imajinatif, estetis, fleksibel, integrasi dan berdaya guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan ssuatu masalah.
Ada 5 macam perilaku kreatif Nursito ( dalam Rachmawati: 16 -17)
  1. Kelancaran (fluency) yaitu,kemampuan mengemukakan ide-ide yang serupa untuk memecahkan suatu masalah.
  2. Keluwesan (flexibility) yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai macam ide guna memecahkan suatu masalah di luar katagori yang biasa..
  3. Keaslian (originality) yaitu kemampuan memberikan respon yang unik atau luar biasa.
  4. Keterperincian (Elaboration) yaitu kemampuan menyatakan pengarahan ide secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan
  5. Kepekaan (Sensitivity) yaitu kepekaan menangkap dan menghasilkan masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.
Ciri-ciri pribadi yang kreatif menurut Supriadi (dalam Munandar, 2005: 17)
1)    Terbuka terhadap pengalaman baru.
2)    Fleksibel dalam berpikir dan merespon.
3)    Bebas dalam menyatakan pendapat dan perasaan.
4)    Menghargai fantasi.
5)    Tertarik pada kegiatan-kegiatan kreatif.
6)    Mempunyai pendapat sendiri dan tidak terpengaruh orang lain.
7)    Mempunyai rasa ingin tahu yang besar.
8)    Toleransi terhadap perbedaan pendapat dan situasi yang tidak pasti.
9)    Berani mengambil resiko yang diperhitungkan.
10)  Percaya diri danmandiri.
11)  Memiliki tanggung jawab dan komitmen kepada tugas.
12)  Tekun dan tidak mudah bosan.
13)  Tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah.
14)  Kaya akan inisiatif.
15)  Peka terhadap situasi lingkungan.
16)  Lebih berorientasi ke masa kini dan masa depan dari pada masa lalu.
17)  Memiliki citra diri dan stabilitas emosi yang baik.
18)  Tertarik kepada hal-hal yang abstrak, kompleks, holistic, dan mengandung teka-teki.
19)  Memiliki gagasan yang orisinal.
20)  Mempunyai minat yang luas.
21)  Menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat dan konstruktif bagi pengembangan diri.
22)  Kritis terhadap pendapat orang lain.
23)  Senang mengajukan pertanyaan.
24)  Memiliki kesadaran etik, moral dan estetika yang tinggi.
Kreativitas akan muncul pada individu yang memiliki motivasi tinggi dan hanya berkembang dalam proses kreasi baik dalam ukuran besar  maupun kecil.
Dalam proses kreatif ada beberapa factor yang perlu diperhatihan antara lain: lingkungan, sarana, keterampilan, identitas, orisinalitas, dan apresiasi.

  1. Lingkungan, teridiri dari lingkungan  dalam ( internal) dan lingkungan luar (eksternal). Lingkungan dalam adalah  factor pribadi yang berkaitan dengan kemampuan dan bakat seseorang. Sedangkan lingkungan luar adalah  factor yang berasal dari luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi proses kreatif seperti  pendidikan, sering menonton pertunjukan, terlibat dalam pementasan.
  2. Sarana /fasilitas,  terdiri dari fisik dan non-fisik. Fisik dapat diartikan tubuh manusia yang dipakai sebagai media ungkap, disamping itu fisik juga diartikan sebagai tempat untuk menyelenggarakan kegiata. Sedangkan non-fisik berkaitan dengan alat/properti yang dapat membantu/memberi inspirasi seseorang.
  3. Keterampilan/skill, dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mengerkan dengan cepat dan tepat. Bagi seseorang yang memiliki daya kreativitas yang tinggi akan dapat dengan cepat merespon  peristiwa-peristiwa yang terjadi dan menuangkan ke dalam kedalam suatu karya. Berkaitan dengan dunia tari kegiatan ini dilakukan untuk mencapai keterampilan gerak secara teknis, karena keterampilan gerak  adalah bekal yang tak ternilai harganya untuk dikembangkan dan digunakan sebagai sarana penari untuk memenuhi perwujudan sebuah tarian.
  4. Identitas/gaya, apapun yang ditampilkan oleh seniman cirri pribadinya akan nampak dalam karyanya dan juga cirri lingkungan dimana seniman tersebut berada.
  5. Orisinalitas/keaslian, walaupun seniman itu hanya meramu , menyusun namun orisinalitas tetap harus dijaga.
  6. Apresiasi/penghargaan, maksudnya penghargaan sebagai dorongan yang memberi semangat dalam proses kreatif.













BAB III
PENUTUP

Ada beberapa kesimpulan yang dapat kita ambil dari uaraian diatas, yaitu antara lain:
1.    Seni musik adalah sebuah karya dari manusia, yang dalam perkembangannya tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa seni musik akan berkembang sesuai dengan perkembangan jaman.
2.    Perkembangan musik di Indonesia tiap tahun akan berubah sesuai dengan kondisi masyarakat di Indonesia, siapa yang dapat meraih simpati masyarakat, enak didengar, maka aliran itulah yang akan ditirukan oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia
3.    Seni musik dapat membuat pribadi seseorang dapat menghargai karya orang lain dalam segala bidang. Dengan menghargai perbedaan tersebut maka dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara akan tercipta suasana yang aman, nyaman dan harmonis dalam masyarakat.
4.    Seni Musik tidak akan pernah padam atau tidak akan bias dipadamkan oleh siapapun, dengan kondisi apapun dan dimanapun berada

5. Rias sudah tidak asing lagi, maka dengan itu lestarikan itu, dan sebagai mahasiswa seni, ini adalah salah satu wadah untuk dijadikan karya Seni. Melihat realita yang terjadi sekarang ini, bahwa Tenaga yang mempunyai keahlian khusus dalam bidang ini sangat kurang.
Rias yang bertemakan “Daur Ulang” kali ini adalah suatu yang sangat jarang terjadi, maka ini boleh dikatakan suatu moment yang sangat Istimewa dan mungikn sedikit susah khususnya dala pembuatan kostum, karena dibuat berdasarkan kreasi dari Kita sendiri. Tetapi itu bukan suatu persoalan, segala sesuatu bisa dijadikan Seni jika pintar mengkreasikannya.

4.2. Saran
            Saran dari pembuatan karya Ilmiah ini adalah bahwa Seni itu Luar Biasa. Maka dari Luar Biasanya itu, kita tidak boleh membuatnya biasa-biasa saja. Tata Rias memang hal yang biasa tetapi sangat Luar Biasa karena tidak semua orang bisa menanganinya. Jadi, Lestarikan Senimu lewat Tata Rias dan Busana.